Senin, 17 Oktober 2011

A. Pandangan Terhadap Pembangunan Ekonomi Rakyat Kab. Bengkalis

Pembangunan Kabupaten Bengkalis saat ini masih jauh dari harapan. Seyogyanya kewenangan dan keuangan yang cukup besar yang diberikan selama otonomi daerah ini tidak termanfaatkan dengan baik dalam rangka mensejahterakan masyarakat di kabupaten Bengkalis. Pada satu sisi selaku orang bengkalis kita bangga bahwa APBD Kabupaten Bengkalis terbesar bila dibandingan dengan kabupaten/kota lainnya di propinsi Riau. Namun besarnya keuangan itu tidak sebanding dengan progres pembangunan, bahkan dapat dikatakan kita masih tertinggal dari perkembangan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Riau.

Banyak potensi yang seharusnya dapat dikembangkan, namun malangnya semua potensi-potensi pembangunan itu sampai hari ini tidak tergarap dengan baik, tidak terjadi multi player efek pembangunan yang menyentuh aspek–aspek ekonomi masyarakat kabupaten Bengkalis. Saya memandang ini adalah masalah manajemen pembangunan, dimana terjadi inefiseinsi yang cukup luar biasa sehingga pembangunan kabupaten Bengkalis tidak memiliki akuntabilitas yang memadai bila dibandingkan dengan keuangan dan kewenangan yang dimiliki selama ini.

Menurut saya, selain daripada persoalan system, juga ada masalah dengan kepemimipinan di kabupaten Bengkalis yang lalu, Karena sebagai pemimpin dialah yang bertanggung jawab dalam mengatur lalulintas system itu, sehingga untuk kedepan dengan sosok kepemimpinan kabupaten Bengkalis baru yang cukup memiliki kemampuan dan memahami apa yang menjadi hajat hidup masyarakat sehingga semua potensi pembangunan yang ada dan semua sumberdaya pembangunan dapat diarahkan dalam rangka menyelesaikan problem-problem masyarakat yang asasi. Sehingga matlamat pembangunan bengkalis bukan merubah wajah kota tetapi sedapat mungkin memberikan peluang-peluang ekonomi secara merata kepada seluruh masyarakat.

Untuk itu kita tidak boleh lari dari kenyataan bahwa struktur ekonomi fundamental masyarakat kita adalah pertanian dan perikanan. Dengan demikian sektor ini harus mendapat perhatian lebih. Sehingga treatmant pembangunan harus bisa mentransformasikan dari pertanian dan perikanan tradisional menjadi pertanian dan perikanan yang modern, mentranspormasikan kawasan desa yang subsistain ekonomi menuju kepada ekonomi pedesaan yang produktif, sehingga program-program modernisasi ekonomi pedesaan, restribusi asset pertanian dan industrialisasi pertanian dan perikanan menjadi hal pokok yang harus dikerjakan di kabupaten Bengkalis. Pembangunan pertanian dan perikanan sebagai basis fundamental ekonomi itu, pasti akan berdampak langsung terhadap sector-sektor lainnnya sebagai bagian dari rantai ekonomi, yakni sektor buruh, pengangkutan, industri, jasa dan perdagangan. Bila iklim ekonomi yang berbasis pertanian dan perikanan itu sudah mampu menghidupkan sektor-sektor lainnya, sehingga hidupnya pasar lokal, sehatnya sirkulasi keuangan, dan terdistribusinya ekonomi secara merata, barulah kita berfikir tentang ekspansi ekonomi.

Kita perlu memikirkan tentang membangun wajah kota dalam rangka melakukan ekspansi ekonomi. Tapi bukan hanya wajah kota, yang terpenting sekali adalah ekspansi pasar. Artinya, kita sudah harus punya produk yang dapat dijual dan laku dipasaran lokal dan memiliki standarisasi mutu untuk masuk pada pasar yang lebih luas. Wajah kota baru sangat diperlukan setelah itu, ketika para pembeli dari manapun mereka mencari dan memerlukan produk kita. Untuk itu dari sisi perencanaan pembangunan mana yang harus di dahulukan?...wajah kota kah? Atau produksinyakah?....inilah fenomena yang dapat kita tangkap dari pembangunan bengkalis saat ini.

Fenomena lain yang perlu diperhatikan adalah, kita selalu terpana dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dikawasan Bengkalis, padahal pertumbuhan itu disumbangkan oleh sector-sektor yang tidak memiliki garis singgung terhadap kehidupan masyarakat bengkalis secara langsung. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu, disumbangkan oleh sektor migas dan perkebunan, Sektor migas seperti yang sama kita ketahui, kita hanya dapat berharap dari DBH, proses ekonominya dari awal sampai akhir tidak ada garis singgung dengan ekonomi rakyat. Sektor perkebunan, didominasi oleh perusahaan besar, karena sulitnya masyarakata mendapatkan lahan, perizinan dan berbagai halangan lainnya, sehingga sektor inipun tidak ada garis singgung dengan ekonomi rakyat, karena proses ekonominya semuanya dimonopoli oleh prusahaan besar itu dari hulu sampai ke hilir.

Dengan demikian selama ini pemerintah hanya dapat melaporkan perkembangan pembangunan dengan PDRB atau pertumbuhan yang tinggi 6 -7 % dari tahun ke tahun sementara di sisi yang lain, masyarakat tetap saja dengan kemiskinan, sulit mencari pekerjaan sebab perusahan-perusahan itu tidak menampung tenaga kerja atau buruh lokal dan pasar tradisional lengang karena terbatas oleh putaran ekonomi yang kecil. Inilah masalah pembangunan yang tidak dipahami selama ini, sehingga terkesan hanya menjalankan rutinitas dan membiarkan masyarakat menyelesaikan masalahnya sendiri, dan memang tidak mungkin akan selesai, bahkan semakin hari masanyarakat semakin masuk dalam pusaran arus ekonomi yang sulit itu.

  1. Pandangan terhadap pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

Ekonomi kerakyatan hanya akan terwujud oleh kerjasama yang serius semua SKPD yang bersifat umum maupun teknis, demi mewujudkan Visi dan Misi Pemerintahan, memperkuat ekonomi rakyat, akarnya adalah rakyat itu sendiri.

Tanpa pemberdayaan rakyat, ekonomi real akan tetap menjadi ekonomi APBD, hanya dengan bergulirnya APBD, barulah pergerakan ekonomi nampak berjalan dan hal ini sangat riskan sekali bisa memajukan negeri ini secara meluas.

Dinas dinas teknis ekonomi kerakyatan seperti dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan harus benar benar bahu membahu dengan dinas pasar, perdagangan dan koperasi disamping dinas yang menyiapkan insfra struktur pendukung.

60 – 65 % masyarakat kita, masih menggantungkan hidupnya di sektor Pertanian, Perikanan dan Peternakan, yang selama ini sangat kita abaikan, sehingga kebutuhan kosumsi masyarakat kita setiap hari tergantung pasokan dari luar kabupaten Bengkalis yang sebenarnya sangat berpotensi dikembangkan sendiri di daerah ini, sehingga perputaran uang yang mestinya dinikmati oleh rakyat Bengkalis malah menjadi sumber rejeki dan terhambur kedaerah lain.

Berdasarkan data kebutuhan pasar dari berbagai komediti yang di himpun oleh dinas pasar dan dinas perdagangan, akan bisa di terjemahkan oleh dinas pertanian, perikanan dan peternakan yang dibantu oleh dinas koperasi, untuk memberdayakan kelompok kelompok tani, nelayan dan peternak, secara berangsur angsur memenuhi kebutuhan pasar lokal se kabupaten ini, yang berarti dana APBD yang terserap akan berputar di dalam daerah sendiri, akan dapat mengangkat keterpurukan ekonomi rakyat, mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, juga dapat memicu pembangunan individu rakyat ( ekonomi rakyat kuat, negeri selamat ).

Pemerintah sebagai motivator dalam segala bidang termasuk bidang ekonomi, namun sangat di sayangkan selama ini hal tersebut kurang berjalan karena ketidak seriusan kita dalam memotivasi rakyat tersebut, sehingga banyak bantuan bantuan yang dikeluarkan setiap tahunnya sejak zaman orde baru, tidak mencapai sasaran yang di inginkan.

Harus kita sadari dan akui, bahwa semua itu terjadi akibat tidak maximalnya fungsi manajemen masing masing dinas disamping tidak berjalannya roda gigi Pemerintahan atau kerjasama antar dinas sehingga semua kebijakan menjadi ngambang dan nihil.

Dinas adalah roda gigi sebuah Pemerintahan yang berjalan dan bergerak bersama sama untuk mewujudkan Visi Misi Kapala Daerah, bilamana ada diantara dinas itu bekerja sendiri sendiri, maka sudah dapat di pastikan tidak akan dapat mewujudkan tujuan.

Bila saja dinas pasar dan perdagangan dapat memberikan angka kebutuhan pasar dari berbagai komediti, sudah tentu dinas pertanian, perikanan dan peternakan bisa memanfaatkan kelompok kelompok binaan mereka dengan mengatur pola dan jadwal tanam, otomatis lama kelamaan kebutuhan pasar lokal akan terpenuhi.

Untuk itu fungsi penyuluh lapangan akan sangat menentukan dan berarti yang tentunya bantuan bantuan yang di rencanakan di sesuaikan dengan apa yang diperlukan di lapangan, sehingga tidak ngambang, pemborosan dan penyianyiakan anggaran APBD yang selama ini dikemas dalam bentuk berbagai bantuan akan bisa di tekan.

Melalui rencana besar Bupati Bengkalis saat ini, yaitu memperuntukan dana abadi bagi masing masing desa Rp. 5.000.000.000,- ( lima milyar rupiah ) yang dikemas dalam bentuk BumDes ( Badan Usaha Milik Desa ) dimana masyarakat dapat menggunakan dana tersebut sebagai modal kerja, usaha untuk meningkatkan penghasilan mereka dengan membayar bunga yang rendah, karena selama ini masyarakat tidak bisa mengembangkan kegiatan kerja/usaha mereka akibat sulitnya mendapatkan pinjaman pinjaman bank yang mengisyaratkan berbagai persyaratan dan jaminan.

Melalui dana BumDes yang di kelola dan koordinir oleh putra/putri dari desa yang bersangkutan, masaalah permodalan yang selama ini menjadi kendala bagi masyarakat untuk meningkatkan karya dan usaha mereka dapat diatasi, hanya di perlukan pelatihan pelatihan yang intensif kepada putra putri desa yang akan mengelola kegiatan ini, sehingga kebijakan berani yang di ambil oleh Bupati ini, tidak menjadi bumerang bagi sang Bupati, tetapi harus menjadi jalan keluar bagi masyarakat untuk memperbaiki hidup dan ketertinggalan mereka dari pendatang pendatang luar yang selama ini membawa modal membuat berbagai usaha di daerah ini dan sukses, sementara masyarakat tempatan yang tidak mampu berbuat akibat ketiadaan modal dan keahlian hanya dapat menjadi penonton.

Langkah berani Bupati Bengkalis ini, yang diharapkan akan membawa perubahan besar terhadap kehidupan dan ekonomi masyarakat ini, tidak akan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan, tanpa sosiaolisasi sasaran dan tujuan kebijakan itu sendiri, juga motivasi motivasi tulus dari semua pihak agar program ini bisa berjalan sebagimana mestinya yang tertunya tidak bisa dilakukan secara prontal dan menyeluruh sekaligus, karena di perlukan pelatihan pelatihan kepada para pengelola, pembinaan pembinaan kepada masyarakat, pembangunan titik titik motivasi berbagai kegiatan oleh pemerintah maupun swasta yang bisa di pedomani atau tempat belajar masyarakat sebelum mereka membuat kegiatan usaha yang diminati sesuai dengan keahlian yang mereka tekuni selama ini. Karena itu pelaksanaan BumDes harus dilakukan secara bertahap tahap, sesuai dengan kesiapan pengelola di desa masing masing, mengingat progaram ini memiliki resiko yang sangat tinggi, karena seluruh masyarakat memiliki hak yang sama untuk dapat memanfaatkan dana tersebut, sehingga setiap dana yang berputar harus kembali untuk diberikan kepada yang lainnya, apabila program ini berjalan sebagaimana mestinya, akan lebih efektif dari pada bantuan bantuan yang selama ini telah di kucurkan kepada masyarakat ” miskin ”, karena katagori masyarakat miskin untuk daerah ini sulit untuk di terjemahkan karena tidak sama dengan daerah daerah lain, dimana masyarakatnya tidak memiliki tanah, rumah, kebun dll, sementara didaerah ini masyarakat hanya kurang berdaya karena ketiadaan modal, mungkin program BumDes inilah yang paling tepat sebagai pemberdayaan masyarakat.

  1. Kendala kendala di lapangan.

Untuk mewujudkan cita cita diatas, tidaklah semudah membalikan telapak tangan, tetapi memerlukan tekad dan kerja keras dari semua pihak terkait, iktiqat bersama untuk memajukan negeri, tidak main main, tidak main dan tidak mempermainkan.

Kebanyakan bantuan bantuan selama ini, tidak mengacukan kepada kebutuhan pasar, tidak adanya cek & ricek, kurangnya pengawasan, kurangnya pembinaan dan penyuluhan yang benar, yang jelas begitu bantuan diberikan dan di terima oleh masyarakat yang dibantu, di tanda tangani, selesai....karena sang petugas sudah dapat membuat laporan pertanggung jawaban dan tidak bertujuan mencapai sarasan tertentu.

Hal hal begitulah yang terjadi dari tahun ke tahun, sehingga tidak heran banyak diantara bantuan itu di jual oleh si penerima untuk kepentingan mereka sesaat, karena mau di apa apakan juga mereka tidak tahu dan tidak mengerti akibat tidak adanya penyuluhan dan pengawasan yang benar.

Demikian, mudah mudahan bermanfaat bagi pembangunan ekonomi rakyat Bengkalis, terima kasih, wassalam H. Khaidir Bin H. Egab Bin H. Abdul Malik ( Pkl. Batang ).

Pembangunan Kabupaten Bengkalis

Kabupaten Bengkalis dapat dibagi menjadi 4 (empat) bahagian yang masing2 terdiri dari 2 Kecamatan yaitu : Kec. Bengkalis / Bantan, Kec. Bukit batu / Siak kecil, Kec. Mandau / Pinggir dan Kec. Rupat / Rupat Utara.

Untuk mencapai hasil maksimal pembangunan kunci utama, adalah kekompakan semua elemen pemerintahan, Dewan Perwakilan Rakyat dan Tokoh tokoh masyarakat.

Tujuan dari pembangunan adalah untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat, mendapatkan penghasilan asli daerah ( PAD ) agar tidak terlalu tergantung kepada dana bagi hasil yang semakin lama semakin menipis / kritis dan mendatangkan investasi baru.

Mandau, pinggir, siak kecil dan bukit batu adalah penyumbang dana bagi hasil yang menjadikan Anggaran Pembangunan Daerah ( APBD ) Kabupaten Bengkalis menjadi cukup besar yang menempatkan Kabupaten ini sebagai pemilik APBD tersebesar di Indonesia.

Sementara Bengkalis, Bantan, Rupat dan Rupat utara, sampai saat ini hanya sebagai penerima yang belum menyumbangkan PAD yang cukup berarti.

Memparhatikan potensi yang mungkin dapat memberikan sumbangan PAD yang cepat untuk Kabupaten Bengkalis saat ini adalah Rupat utara/ Rupat, bila objek objek wisata yang ada didaerah itu bisa di kembangkan dengan baik dan profesional, dimana sekarang masyarakat rupat membelanjakan uangnya ke tanjung tuan Malaysia, bukan tidak mungkin masyarakat Malaysia dan Singapura yang berbelanja ke rupat utara bila disitu sudah di bangun tempat2 wisata yang memadai, lahan2 kosong ditanami dengan berbagai produksi pertanian, buah2an, berbagai komoditi perikanan dan peternakan yang bisa menyumbangak pendapatan asli daerah.

Kendala yang dialami masyarakat dan kurangnya minat investor saat ini adalah, sarana pendukung yaitu jalita ( jalan, listrik dan air bersih ). Seandainya dana APBD yang ada di fokuskan untuk perdua kecamatan, hasil pembangunan akan lebih terlihat nyata dan pendapatan asli daerah juga akan semakin cepat di capai, disinilah diperlukan ke kompakan dari semua elemen pemerintahan, DPRD dan tokoh2 masyarakat agar tidak terjadi kecemburuan soasil.

Secara politis membangun Rupat memang kurang menguntungkan, karena penduduk pemilih hanya sedikit, tetepi secara ekonomi kawasan itu adalah kawasan yang sangat berpotensi menghasilkan PAD dari pariwisata dan lain2nya.

Tanpa keberadaan pasar yang memadai dan bank, perkembangan ekonomi masyarakat akan sangat sulit dikembangkan, sementara bank tidak akan membuka cabang2nya tanpa adanya pasokan listrik yang cukup (24 jam) nyala, demikian pula dengan petani, nelayan, peternak tidak akan berani berproduksi tanpa dukungan sarana jalan, listrk dan air, demikian pula dengan investor.

Intinya memfokuskan dana pembangunan ini bertujuan agar daerah yang di bangun secepatnya dapay menyumbangkan pendapatan asli daerah untuk kabupaten ini.

PERTANIAN.

Bengkalis harus tetap memiliki kawasan penyandang pangan agar tidak tergantung terlalu besar dari daerah lain.

Mempertahankan kawasan persawahan tempat dimana telah dibangun fasilitas, sarana prasarana yang sudah ada saat ini, sehingga lahan tersebut tidak berubah menjadi lahan perkebunan ( sawit )

Menjadikan lahan lahan tidur menjadi lahan produktif dengan berbagai komediti kebutuhan pasar ( kosumsi ) masyarakat itu sendiri.

Pemanfaatan sedding net dan fertigasi untuk tanaman palawija.

Akses pasar utama ( local ) antar daerah dan export.

PERIKANAN LAUT DAN DARAT.

Pengaturan titik titik tangkap nelayan tradisional, agar tidak mengganggu alur lalu lintas kapal.

Bantuan bantuan rumah layak huni bagi nelayan tradisional, peralatan tangkap yang lebih besar dan memadai, alat alat pelataran penjemuran, penyalaian, di sesuaikan dengan kawasan hasil tangkapan.

Pemanfaatan hasil tangkap yang tidak bisa di pasarkan ( ruca ) menjadi pakan ternak, menjadi usaha sampingan para nelayan ( itik telor ), karena telornya akan mengandung omega.

Tambak dan kerambah sungai untuk lele dan nila

Mendirikan sekolah kejuruan perikanan untuk mendidik tenaga nelayan profesi sehingga anak anak para nelayan tradisional bisa menjadi nelayan samudera.

Akses pasar utama ( local ) antar daerah dan export.

PETERNAKAN.

Pangsa pasar besar untuk ternak saat ini adalah kambing peranakan etawa (PE) kebutuhan pasar tanah semenanjung 40.000 ekor/bulan, saat ini baru terpenuhi oleh peternak mereka 20 %.

Sapi susu dan kambing susu dataran rendah ( daerah panas ) untuk membantu kebutuhan pos yandu ( balita ) ibu hamil dan ibu menyusui sebagai pendukung program pendidikan ke depan.

Potensi pakan ternak dari batang sagu dan ikan ruca serta bungkil dan pelepah sawit, akses pasar besar adalah lampung (barter ternak dan pakan )untuk tanah semenanjung yang 84 % pakan ternak mereka masih di datangkan dari brazil ( 16 % dari Selangor ).

POTENSI ALAM

Banyak sekali potensi alam Kabupaten Bengkalis ini yang bias di manfaatkan menjadi objek ekonomi kerakyatan bila di benahi, dipoles dengan baik atas kebijakan Pemerintah dijadikan kawasan wisata yang dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengais ekonomi mereka seperti :

Hutan hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai yang bisa dijadikan tempat tempat study suaka alam berbagai jenis tanaman juga sebagai pelindung/habitat berbagai kehidupan hawan laut yang juga merupakan sumber kebutuhan bagi masyarakat, karena kawasan itu merupakan tempat berkembang biaknya berbagai satwa laut yang otomatis sebagai penyelamatan lingkungan hidup.

Kawasan kawasan perkebunan yang sangat luas juga merupakan pemandangan yang sangat menarik, bila di dukung oleh fasilitas tempat darmawisata bagi masyarakat, dengan menyediakan sarana pendukung yang tentunya digerakan dan di motivasi oleh Pemerintah, tempat tempat dimana masyarakat bisa memanfaatkanya sebagai tempat berjualan hasil tani, kebun dan home industry yang bisa mereka hasilkan.

Pesisir pantai pasir putih dan kawasan kebun kebun rakyat di sekitarnya, merupakan potensi wisata kampong yang di gemari oleh banyak orang untuk menikmatinya bila dibersihkan, ditanami dengan rerumputan, tempat tempat berjualan, tempat tempat menginap yang sederhana, didukang peternakan berbagai jenis unggas yang bias dihidangkan bagi pengunjung, hasil tangkapan nelayan yang masih fresh dan alami. Semua akan memberikan daya tarik tersendiri untuk dikunjung orang ramai yang menyebabkan perputaran ekonomi bagi masyarakat setempat.

Kawasan kawasan industry yang ada, bila dikemas dan dikerjasamakan dengan baik dengan pihak pihak pengelola, semuanya bisa di jadikan objek wisata dan pembangunan ekonomi bagi masyarakat disekitarnya.

Pemanfaatan pulau pulau kecil tersebar, terutama yang terluar bila dikemas dan diarahkan masyarakat/nelayan untuk menghuni, tentu tidak kalah menariknya untuk menjadi daerah kunjungan wisata disamping sebagai penjagaan pengawalan kawasan perbatasan, dimana dananya bisa diminta dari Pemerintah Pusat.

Yang paling penting dilakukan adalah memperhatikan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sebuah kemandirian untuk menghindari adanya ketergantungan seperti yang selama ini terjadi, bila hal ini bisa dilakukan dengan baik tidak sedikit lapangan kerja yang bisa tercipta dan perlu di ingat bahwa adanya perhatian akan membuat masyarakat lebih mudah diatur dan diarahkan setahap demi setahap tentunya dengan target sasaran yang jelas terprogram.

Kunci permasaalahan, apakah kita tulus menjalankan tugas mengabdikan diri kita untuk kemaslahatan ummat, membangun negeri untuk kepentingan bersama, menciptankan pergerakan sector ekonomi rakyat kecil akan membuka peluang bergeraknya roda ekonomi yang lebih besar akan melepas ketergantungan akibat perubahan perubahan system yang senantiasa terjadi.

Kebingunan pusat merubah, mencari systim dan pola yang tepat agar kepentingan rakyat banyak bisa terlayani, harus dijawab dengan menciptakan kemandirian masyarakat kita dalam memenuhi kebutuhan ekonomi untuk hidup mereka.

Kepada kita telah diwasiatkan agar tidak menyianyiakan waktu dan agar senantiasa saling menasehati untuk jalan jalan kebaikan dan kesabaran.

MANFAATKANLAH……..

KERJASAMA KABUPATEN KOTA

Untuk mempercepat pembangunan ekonomi kerakyatan dan agar semua sector bisa bergerak, hal yang tidak kalah pentingnya adalah adanya kerjasama yang baik antar kebupaten kota di kawasan pesisir ini, Rohil, Dumai, Bengkalis, Siak, Meranti, Pelalawan dan Indragiri Hilir, agar dapat saling mengisi kekurangan untuk mengimbangi terang benderangnya Negara Negara tetangga yang ekonominya yang sudah lebih maju.

Sebagai langkah awal mungkin di perlukan penentuan kawasan perbatasan daerah, agar rakyat yang hidup dikawasan itu lebih jelas kamana harus tunduk dan siapa yang harus memperhatikan mereka.

Karena tidak duduknya masaalah perbatasan daerah kabupaten/kota, hingga Propinsi Riau tidak bisa mamasukan RTRW ( tata ruang ) daerah terkini, sehingga Pemerintah pusat tetap memberlakukan tata ruang tahun enam puluhan, akibatnya terjadi tumpang tindih pemberian izin oleh Pemarintah Pusat kepada perusahaan yang akan memanfaatkan tanah garapan dengan lahan yang sudah dikelola oleh masyarakat, sehingga tidak sedikit kawasan yang oleh Pemerintah Pusat diberikan hak guna usahanya kepada perusahaan perusahaan besar adalah lahan yang sudah di garap dan di tempati oleh masyarakat turun temurun tanpa kepemilikan.

Kerjasama Pemerintah kabupaten/kota juga akan sangat bermanfaat sebagai pasar hasil produksi pertanian, perikanan, peternakan dan industry kecil lainnya, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat masing masing daerahnya untuk menghindari penghamburan dana ke kawasan yang lebih jauh.

Pengawasan bersama antara pemerintah kabupaten kota di Propinsi Riau kawasan pesisir ini, akan sangat membantu terjadinya sengketa perbatasan dengan Negara Negara tetengga.

Kerjasama ini juga sangat penting untuk menunjang kelayakan pembangunan sarana prasarana yang di perlukan untuk export/import, seperti yang terjadi saat ini belum adanya pelabuhan konteiner yang layak di kabupaten kota di Riau pesisir ini, sehingga bila mau mengekport harus melalaui pelabuhan belawan yang sudah pasti mengeluarkan biaya transportasi yang tinggi, otomatis akan menekan harga jual masyarakat untuk hasil hasil produksi mereka, karena kita tahu pasti bahwa harga jual setiap komediti di pasaran export sudah standard, sehingga yang dirugikan adalah masyarkat.

Masing masing daerah harus memilik fasilitas manfaat yang di prioritaskan, sehingga semua akan selelu saling menunjang kebutuhan.

PEMBERANTASAN KEMISKINAN

Untuk pemberantasan kemiskinan mungkin perlu kita mendata ulang kembali potensi angka kemiskinan real yang ada saat ini, karena kategori miskin di tanah jawa tidak sama dengan kemiskinan yang ada di daerah ini.

Pemberian raskin ataupun BLT mungkin termasuk bantuan yang agak sia sia dan kurang tepat merupakan pembelajaran yang kurang positif bagi masyarakat disini, sebagai bahan pertimbangan adalah kepemilikan tanah dari masyarakat disini cukup memadai sementara di tanah jawa hampir rata rata lahan sudah dimiliki oleh pengusaha pengusaha besar dan para konglomerat, sehingga penduduknya benar benar sebagai buruh tani atau pekerja pengambil upah.

Untuk kawasan Kabupaten ini sudah hampir tidak ada yang tidak memeiliki lahan sendiri Cuma tidak atau belum diperhatikan oleh Pemerintah, hal ini akan menjadi seuatu dilemma yang sangat buruk ke depannya, sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup dalam waktu yang tidak begitu lama, lahan lahan yang sebelumnya milik masyarakat akan berpindah tangan kepada para spikulan ataupun pengusaha pengusaha yang setiap saat mencari kesempatan melemahnya kamampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Bila hal ini dibiarkan berlarut larut, masyarakat yang sekarang memiliki lahan sendiri akan menjadi miskin sebenar benarnya karena tidak memiliki tapak atau lahan lagi. Langkah segera yang harus di ambil adalah, pendataan kembali tentang data kemiskinan, kepamilikannya akan tanah/lahan, spesialisasi pencaharian mereka atau keahliannya, sehingga dapat diambil kesimpulan dalam hal apa sebenarnya mereka akan dibantu.

Prangkat prangkat desa harus turun kelapangan di ikuti oleh dinas dinas teknis terkait, sehingga bantuan bantuan yang akan disalurkan tidak menjadi sia sia atau lebih tepatnya mungkin pembelajaran untuk pembodohan, dan menciptakan ketergantungan masyarakat akan bantuan bantuan itu, tanpa mereka berusaha memberdayakan diri mereka menjadi lebih mandiri.

Hilangnya budaya gotong royong dalam kehidupan masyarakat salah satu penyebab hilangnya kinerja hakiki masyarakat yang menjadi azas dasar kehidupan rakyat sejak dahulu kala.

Cina adalah Negara contoh terbaik untuk ditiru bagaimana menciptakan kejayaan negeri mereka yang senantiasa menerapkan budaya padat karya, sehingga hampir tidak ada masyarakatnya yang tidak berkarya, yang bisa menciptakan kemandiriangbagi rakyatnya, untuk itu perlu langkah langkah konkrit untuk memperpaiki kesalahan demi kesalahan yang sudah dilakukan dengan beebagai kebijakan yang kurang tepat selama ini.

INSPIRASI

Membangkitkan kembali budaya gotong royong dalam kehidupan masyarakat.

Mengaktifkan dan mengoptimalkan fungsi jabatan penyuluhan dalam segala bidang.

Mengupayakan agar dalam lingkungan masyarakat memiliki tenaga penyuluhan swakarsa mandiri.

Plot plot contoh berbagai kegiatan dalam skala sederhana, maju dan mandiri sehingga bisa dijadikan pedoman dan pusat pembelajaran masyarakat binaan sebagai basis motivasi dari Pemerintah.

Verivikasi komediti yang sesuai dengan lahan, iklim dan kepakaran masyarakat sehingga bantuan bantuan yang akan disalurkan sesuai dengan keahlian masyarakat penerima.

Team work desa, kecamatan sebagai tenaga pengawasan dan evaluasi, sehingga setiap sen bantuan yang tersalur dapat diukur tingkat keberhasilannya serta diketahui kendala kendala di lapangan, yang mungkin bisa memanfaatkan team suksesi yang dapat di didik dan dibekali dan memperdalam keahlian yang sudah mereka miliki.

Verivikasi keahlian individu kepala keluarga yang bertujuan, agar bantuan bantuan yang diberikan lebih terarah, tepat guna dan berhasil guna.

Mengarahkan masyarakat yang memiliki lahan, agar memanfaatkannya secara optimal untuk meningkatkan penghasilan ekonomi mereka masing masing untuk pertanian dan perkebunan, dengan asumsi bila lahan dimanfaatkan program sertifikat prona sejenisnya akan diberikan secara gratis, bantuan bibit dan pupuk.

Pengaturan pola tanam sesuai dengan kebutuhan pasar untuk setiap komediti, agar apa yang diusahakan oleh masyarakat dapat diserap oleh pasar.

Pengaturan titik titik tangkap nelayan tradisional dengan UPS, agar tidak menggangu alur lalu lintas, dengan memberi mereka prangkat alat tangkap yang lebih besar, member mereka plataran penjemuran, agar hasil tangkap yang membludak bisa dijadi kan produk bernilai lebih tinggi, seandainya tidak terserap oleh pasar.

Menciptakan lingkaran keterpaduan dari berbagai hasil produksi baik dari pertanian, peternakan, perikanan untuk saling bergantung dan saling memerlukan, sehingga sirkulasi produksi akan lebih terjamin dan berkesinambungan.

Solusi solusi dari lahan lahan tidak produktif menjadi usaha bernilai ekonomi, seperti misalnya lahan yang selalu dipengaruhi oleh pasang surut air laut, bila tidak bisa diatasi dengan pembuatan pitu air, bisanya dibuat apa, apakah tambak ikan air payau dan sebagainya, sehingga tidak ada lahan yang tidak digunakan sebagai penambah penghasilan bagi pemiliknya.

Tidak satupun yang diciptankan Allah itu sia sia, kecuali hambanya itulah yang membuat kesia siaan itu.

0 komentar:

Posting Komentar